Rabu, 26 Maret 2014

Dengan Satu Keputusan, Pada Pemilu 2014, Indonesia Bisa Melangkah Menjadi Negara Maju

Ir. M.A. Ratna Ariani, MBA *)
Banyak dari kita kurang menyadari betapa kayanya negara bernama Indonesia. Dengan panjang garis pantainya 95.181 km merupakan peringkat ke-4 didunia dengan 17.504 pulaunya, Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang dapat menyumbangkan $140 milyard/tahun. Dengan lebih dari 240 juta penduduk yang terdiri dari 400 lebih kelompok etnis dan bahasa merupakan satu-satunya bangsa dengan DNA terkompleks, yang anehnya bisa hidup bersatu walau tersebar dari 17.504 pulau ( 6 ribuan pulau belum berpenghuni).

Masih ada fakta menarik lainnya tentang Indonesia. Negara ini punya cadangan gas alam TERBESAR DI DUNIA tepatnya di Blok Natuna. Mobil terpopuler di Uni Emirat Arab adalah Toyota Kijang Innova yang sepenuhnya diproduksi di Indonesia. Indofood merupakan produsen mie instan terbesar di dunia. Produksi motor Honda dan Yamaha (milik Jepang) hamper seluruhnya dipasok dari Indonesia. Produksi sepatu Adidas diseluruh dunia ternyata dipusatkan di Indonesia.Demikian juga pembuat dan perakit sepeda Polygon untuk pasar luar negeri di produksi dari Sidoarjo. Jersey dan Jaket Official Manchester United adalah buatan Indonesia.


Fakta menarik diatas membawa Indonesia sebagai negara dengan tingkat ekonomi ke 16 di dunia dengan 45 jt penduduk kelas konsumsi. Peringkat tersebut dihasilkan dari 53 % penduduk yang tinggal di kota dan berkontribusi  sebesar 74 % pada GDP. Dari sekitar 240 juta penduduk, baru sekitar 55 juta penduduk (skilled worker) memiliki keahlian yang berkontribusi secara ekonomi dalam menggali potensi US$ 0.5 T   di bidang kelautan, pertanian, produksi, sumber daya mineral dan pendidikan. Jelas bahwa yang menentukan negara itu menjadi negara maju maupun negara gagal adalah sejauhmana SDMnya dipersiapkan sebagai manusia yang bermartabat, bukan sekedar berpendidikan dan berkeahlian, tetapi juga memiliki akhlak yang baik sehingga tidak egois dengan memperkaya diri sendiri, tetapi menjunjung tinggi integritas serta berbelarasa.

Kalau saja kita bisa meningkatkan perbaikan fasilitas infrastruktur untuk akses transportasi dan informasi serta kualitas pendidikan yang relevan, maka kita dapat menggali potensi ekonomi Indonesia sebesar US $ 1.8 T yang melibatkan 113 juta penduduk berkeahlian. Diperlukan perencanaan rekayasa sosial (social engineering) untuk meningkatkan produktivitas penduduk di kota menjadi 71 % sehingga mampu berkontribusi sebesar 86 % bagi GDP. Didalam social reengineering yang terintegrasi diperlukan pendekatan sosial dan ekonomi yang difokuskan pada kelompok masyarakat terbesar dan pada angkatan kerja produktif.

Salah satu hal yang dapat berkontribusi positif adalah melalui penguatan UKM Usaha Kecil Mikro yang memberikan kontribusi besar bagi APBN. Kelompok perempuan dan orang muda merupakan sebagian besar pelaku UKM. Sektor UKM perlu diperkuat melalui pendidikan keahlian/kreativitas dan diberikan kemudahan akses terhadap permodalan yang murah. Keberhasilan UKM akan menciptakan lapangan kerja lebih merata dan lebih kuat mengakar di komunitas, tidak terkonsentrasi pada segelintir orang pemilik modal.  Bisa dibayangkan apabila UKM bertumbuh pesat di Depok, maka Depok bukan lagi kota penyangga bagi Jakarta, tetapi Depok adalah kota mandiri dimana rakyatnya bisa hidup dan bekerja nyaman di kotanya sendiri. Akan banyak tenaga kerja terserap melalui berbagai home industry, baik industry kreatif, kuliner, konveksi dsb. Inovasi dan kreativitas perlu ditingkatkan melalui berbagai sekolah ketrampilan dan hasil riset berbagai universitas yang banyak dijumpai di Depok; dengan demikian dapat menumbuhkan semangat wirausaha bagi generasi muda.

Bila social reengineering dilakukan dengan seksama, maka pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara maju menduduki peringkat ke 7 di dunia dengan GDP sekitar US$ 13.500/kapita. Kalau keadaan ekonomi Indonesia sudah dalam posisi ini sudah pasti pendidikan dan kesehatan penduduk dijamin oleh negara.

Untuk mewujudkan impian Indonesia menjadi negara maju, kita perlu melangkah bersama-sama dengan satu tujuan. Kondisi Indonesia saat ini masih jauh dari impian negara maju. Sesuai data Kemendagri akhir tahun 2013 dari total 546 kepala daerah se-Indonesia, sebanyak 311 di antaranya tersandung kasus korupsi. Kita tidak hanya puas dengan menyalahkan mereka yang memanfaatkan kekuasaan, tetapi kita perlu mengambil sikap dan ‘memberi warna’ terhadap wakil rakyat yang akan duduk didalam gedung parlemen. Menjelang pesta demokrasi 9 April 2014 kita perlu mengambil keputusan yang akan berdampak bagi Indonesia untuk 5 tahun kedepan.

Kita berikan ganjaran kepada mereka yang tidak layak dipilih lagi, baik karena korupsi maupun karena rekam jejaknya yang kurang baik. Kita juga memutuskan siapa yang kita percayakan menjadi wakil rakyat yang amanah, memiliki integritas dan kompetensi memadai. Bukan hanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat saja, tetapi untuk merancang masa depan lebih baik bagi anak-cucu kita nanti; agar mereka tetap memiliki kebanggaan menjadi warga negara INDONESIA yang berdaulat, adil dan makmur.
______________________________________________________
*) Penulis adalah pemerhati dan penggiat UKM diantaranya sebagai Pembina Yayasan Bina Swadaya (Group Trubus, Wisma Hijau, BPR dan penerbitan), pengurus pusat IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia), ikut mendirikan CUBG dan CUMI di paroki Santa Perawan Maria Ratu. Sambil meniti karirnya selama 18 tahun sebagai konsultan SDM & Organisasi, Ratna pernah menjadi anggota BPH Dewan Paroki selama 2 periode; saat ini tercatat sebagai katekis dan prodiakon di paroki Blok Q serta pengajar KEP Kursus Evangelisasi Pribadi Shekinah dan anggota Komisi Hubungan Antar Agama & Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta. Ratna yang juga dipercaya sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Partai Hanura, mencalonkan diri sebagai caleg DPR-RI dengan no urut 3 untuk kota Depok dan kota Bekasi. Info lainnya dapat dilihat di www.ratnaariani.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin