JAKARTA - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, memimpin
gerakan Clean Pray and Love (CPL) di Gereja Kanisius, Menteng, Jakarta
Pusat. Hal ini untuk menunjukkan nilai toleransi kerukunan agama.
Pantauan
detikcom di Gereja Kanisius Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat
(10/3/2017), CPL diawali dengan membuka warung dhuafa.
Kehadiran
Dahnil bersama Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas dan komika Sammy
Notaslimboy melayani kaum dhuafa yang ke halaman parkir kantor PP
Muhammadiyah. Mereka yang datang merupakan kaum dhuafa seperti 'manusia
gerobak', tukang koran, dan pasukan oranye.
"Setiap Jumat kami buka warung ini, yang merasa dhuafa silakan datang ke
sini. Jadi siapa pun yang merasa dhuafa silakan datang untuk makan, ini
semua gratis," ujar Danhil di sela-sela kegiatan CPL.
Kegiatan
dilanjutkan dengan menyambangi Gereja Kolese Kanisius yang bersebelahan
dengan kantor PP Muhammadiyah. Selain melakukan kegiatan bersih-bersih
juga dilakukan dialog lintas agama.
"Kami punya acara dengan
tagline Clean, Pray and Love yang dedikasikan menjadi gerakan nasional
pemuda Muhammadiyah, dengan membersihkan rumah ibadah sambil berdialog,"
paparnya.
Danhil menjelaskan rangkaian kegiatan dari CPL untuk menumbuhkan nilai
toleransi beragama. Terlebih bangsa ini hampir setiap hari diterpa isu
agama yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
"Intoleransi
muncul karena ketidaksepahaman antara umat terhadap toleransi, kegiatan
CPL ini untuk membangun toleransi otentik dengan dialog, sehingga timbul
kesepamahan antara satu dengan yang lain. Kami berusaha membangun
dialog, bukan dialog penuh kepura-puraan tetapi toleransi Indonesia yang
otentik," paparnya.
Rektor Kolese Kanisius, Romo Joannes Heru
Hendarto mengatakan toleransi kerukunan beragama harus menjadi denyut
kehidupan bangsa Indonesia. Sehingga tanpa melihat latar belakang suku,
agama dan ras nilai toleransi harus terus digaungkan.
"Ini momen
luar biasa dan kita harus melanjutkan. Kita tahu berbeda tetapi, kita
tetap harus tahu bagaimana merawat kebinekaan. Ini harus menjadi
tanggung-tanggung jawab kita semua," ujar Heru yang ketua Yayasan Gereja
Kanisius.
Heru mengapresiasi sikap toleransi yang ditunjukkan Raja Salman Bin
Abdulaziz Al Saud dalam dialog lintas agama di Istana Merdeka, Bogor.
Tanpa melihat perbedaan dan batasan tetap menjunjung nilai toleransi
beragama.
"Kunjungan Raja Salman luar biasa, bersama Presiden
Jokowi bertemu dengan pimpinan umat beragama, ada tiga uskup gereja di
Jakarta, kemudian di Bogor dan uskup Bandung. Mereka cerita banyak hal
sehingga menunjukan kedekatan nilai toleransi beragama satu sama lain,"
pungkas Heru.
_____________________
Darius Leka, SH/ Sumber: detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin