Minggu, 21 Desember 2025

Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga; Refleksi Natal Pegawai Pemkot Depok 2025

KOTA DEPOK - Pada Jumat siang, 18 Desember 2025, aula serbaguna Gedung Dibaleka II, Balai Kota Depok, menjadi saksi bisu dari sebuah peristiwa iman yang sarat makna. Ratusan pegawai Pemerintah Kota Depok yang beragama Kristiani berkumpul dalam suasana khidmat untuk merayakan Natal bersama. Ini bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah sejarah. Untuk pertama kalinya, perayaan Natal secara resmi digelar bagi para pegawai Pemkot Depok, mengusung tema yang menyentuh hati: “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21–24).

Prosesi ibadah berlangsung dengan penuh kekhusyukan. Dimulai dari pembacaan liturgi, pujian rohani yang menggema di seluruh ruangan, penyalaan lilin sebagai simbol terang Kristus, hingga renungan Natal yang menggugah hati. Setiap elemen liturgi dirancang bukan hanya untuk mengisi waktu, tetapi untuk menyentuh batin, mengingatkan kembali bahwa Natal adalah peristiwa keselamatan yang nyata dan personal.

Dalam Matius 1:21, malaikat berkata kepada Yusuf: “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Inilah inti Natal: Allah tidak tinggal diam melihat penderitaan manusia. Ia turun tangan, hadir dalam sejarah, dan menyelamatkan kita melalui keluarga.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa keluarga adalah Ecclesia domestica—Gereja rumah tangga. Di sanalah iman pertama kali ditanamkan, kasih pertama kali diajarkan, dan pengampunan pertama kali dipraktikkan. Maka, tema Natal tahun ini bukanlah kebetulan. Ia adalah seruan profetik bagi kita semua untuk kembali ke akar: keluarga sebagai tempat keselamatan dimulai.

Sebagai seorang aktivis kerasulan awam, saya melihat bahwa tantangan terbesar zaman ini bukan hanya kemiskinan atau ketidakadilan, tetapi krisis keluarga. Perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan hilangnya komunikasi antaranggota keluarga menjadi luka sosial yang dalam. Maka, Natal ini adalah panggilan untuk memulihkan keluarga—dengan kasih, pengampunan, dan kehadiran nyata satu sama lain.

Dalam sambutannya, Wali Kota Depok, Bapak Supian Suri, menegaskan bahwa perayaan ini bukan hanya momentum keagamaan, tetapi juga sarana memperkuat semangat kebersamaan dan pelayanan kepada masyarakat. Ini adalah bentuk nyata dari prinsip subsidiaritas dalam ajaran sosial Gereja: bahwa negara dan Gereja dapat bekerja sama demi kesejahteraan umum, tanpa mencampuradukkan peran masing-masing.

Kehadiran pemerintah dalam mendukung ruang ekspresi iman seperti ini adalah langkah maju dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadaban. Ini juga menjadi teladan bahwa iman bukanlah urusan privat semata, tetapi memiliki dimensi sosial yang luas.

Perayaan Natal di Balai Kota Depok bukan hanya tentang lilin yang menyala atau lagu yang dinyanyikan. Ia adalah tentang terang yang dibawa pulang ke rumah, ke kantor, ke masyarakat. Ia adalah tentang kesadaran baru bahwa Allah hadir—di tengah keluarga, di tengah pekerjaan, di tengah pelayanan publik.

Semoga perayaan ini menjadi awal dari tradisi yang terus hidup. Dan semoga setiap pegawai, setiap keluarga, dan setiap warga Depok mengalami Natal bukan hanya sebagai perayaan, tetapi sebagai perjumpaan dengan kasih Allah yang menyelamatkan.

 

✍ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H. - Advokat & Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik

#natalpemkotdepok2025 #allahhadiruntukmenyelamatkankeluarga #kerasulanawam #gerejakatolik #imandanpelayanan #refleksinatal #matius12124 #pelayananpublikberiman #shdariusleka #parokisantopaulusdepok #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin