TIMOR TENGAH UTARA - Dalam waktu hanya empat bulan, umat Katolik di Lurasik, Timor Tengah Utara, NTT, berhasil membangun Gereja Santa Maria Goreti. Pencapaian luar biasa ini bukan hanya memecahkan rekor MURI, tetapi juga menjadi kesaksian iman yang hidup dan menginspirasi.
Peletakan batu pertama dilakukan pada 15 Agustus 2025. Hanya
empat bulan kemudian—tepat pada 15 Desember 2025—gereja megah itu berdiri kokoh
dan siap digunakan untuk perayaan Natal. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI)
pun menganugerahkan piagam sebagai Gereja Katolik dengan Pembangunan
Tercepat di Indonesia.
Pembangunan ini didukung oleh Himpunan Bersatu Teguh (HBT)
bersama umat setempat. Peresmiannya dipimpin langsung oleh Kardinal Ignatius
Suharyo dan Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku.
Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya
melihat bahwa keberhasilan ini bukan semata soal logistik atau dana. Ini adalah
buah dari solidaritas iman, kerja keras kolektif, dan cinta
yang mendalam kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Di tengah keterbatasan ekonomi,
umat di Lurasik menunjukkan bahwa iman yang hidup mampu menggerakkan gunung—atau
dalam hal ini, membangun gereja dalam waktu yang mustahil.
Gereja Santa Maria Goreti bukan hanya bangunan fisik. Ia
adalah simbol dari kerasulan awam yang hidup. Umat tidak hanya menjadi
penonton, tetapi pelaku utama. Mereka menyumbangkan tenaga, waktu, dan sumber
daya demi rumah Tuhan. Inilah wajah Gereja yang sesungguhnya: komunitas yang
saling menopang, saling melayani, dan saling menguatkan.
Gereja bukan hanya tempat ibadah. Ia adalah pusat kehidupan
rohani, sosial, dan budaya umat. Di dalamnya, anak-anak dibaptis, pasangan diberkati,
orang miskin dibantu, dan komunitas dibina. Maka, membangun gereja berarti
membangun peradaban kasih. Dan ketika itu dilakukan dengan semangat gotong
royong, maka yang terbangun bukan hanya tembok, tetapi juga iman yang kokoh.
Kisah Gereja Santa Maria Goreti adalah kisah tentang
harapan. Tentang bagaimana komunitas kecil di pelosok NTT bisa memberi teladan
nasional. Ini adalah panggilan bagi kita semua—untuk membangun, bukan hanya
gereja fisik, tetapi juga gereja hidup dalam keluarga, masyarakat, dan
bangsa.
Oleh: Darius Leka, S.H., M.H. –
Advokat dan Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik
#shdariusleka #reels #foryou #fyp
#jangkauanluas @semuaorang #gerejasantamariagoreti #rekormuri #kerasulanawam
#katolikuntukindonesia #imanyangmembangun

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin