Selasa, 06 Desember 2011

PERSIAPKAN JALAN BAGI TUHAN

Oleh: RP. Stanislaus Agus Haryanto, OFM
Saudara-saudari terkasih, ada pepatah kuno mengatakan; “ ada 1001 jalan menuju Roma”. Pepatah ini tidak hanya mau mengatakan yang sebenarnya bahwa memang banyak jalan bisa ditempuh untuk sampai ke Roma. Disatu pihak, orang akan sampai ke kota Roma dengan berbagai macam sarana dan kemungkinan yang bisa diambil oleh siapapun. Dilain pihak, pepatah kuno ini mau memberikan gambaran bahwa banyak harapan bisa dipilih oleh orang untuk berhasil pada tujuan baiknya. Jadi “harapan” itu diberikan agar orang bisa hidup dan bersemangat untuk meraihnya, dengan jalan yang terbuka dan baik serta benar bagi siapapun.

Seruan kenabian untuk “ membuka jalan-jalan terang” diberikan oleh Nabi Yesaya dalam bacaan I minggu Adven II ini. Tuhan tak henti-hentinya menghibur Umat-Nya. Sekalipun umat telah banyak melakukan kesalahannya dengan melalui “jalan-jalannya sendiri”, Tuhan tetap setia pada janji-Nya agar semua umat menikmati keselamatan yang telah dijanjikannya. Hal ini akan menjadi kenyataan apa bila dalam kehidupan setiap orang beriman menunjukkan arah dan sikap yang mau bertobat. Tidak hanya akan dihapuskan semua kesalahannya, tetapi akan menemukan “jalan baru” bagi hidup yang baru pula. Nabi Yesaya mempunyai keyakinan bahwa ; Tuhan selalu beserta umat-Nya.

“Persiapkanlah jalan bagi Tuhan. Luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita, demikian suara kenabian Yesaya semakin jelas arahnya. Yaitu agar setiap insane manusia secara aktif mengambil tindakan untuk melakukan persiapan jalan bagiNya, selain meluruskan juga hidupnya sendiri. Orang tidak dapat melihat “jalan yang lurus” apa bila orang itu berjalan diatas jalannya sendiri yang berbelok-belok tak terarah. Dan dalam padang belantara hidup manusiapun sebenarnya ada harapan untuk “jalan yang lurus”, asalkan manusia mau berusaha untuk menebang pohon-pohon keangkuhannya, serta semak duri dosa yang menghambat dan menutupi hati nuraninya. Kalau orang berani masuk dalam “belantara hidup manusia” dan berani untuk membabat habis pohon keangkuhannya serta mencabut semak duri kedosaannya, kita yakin bisa membuat jalan lurus bagi hidup kita sendiri.

Seorang utusan yang berani “beraksi untuk membuka jalan itu” adalah Yohanes Pembaptis seperti diceritakan dalam bacaan Injil Markus hari ini. Syarat untuk dapat melakukan hal itu adalah dalam bentuk pengosongan diri. Yohanes Pembaptis berani tinggal dipadang gurun dengan ulah tapa dan mati raga agar dirinya dipenuhi oleh Roh Allah sendiri. Karena keberanian yang radikal dan terarah kepada pertobatan ini, maka Yohanes Pembaptis dapat berseru; “ Bertobatlah berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu”. Seruan ini tidak hanya mengajak orang untuk berbuat demikian, tetapi terlebih ini dilakukan oleh Yohanes Pembaptis sendiri. Yohanes meninggalkan cara hidup lama dan beralih pada cara hidup yang baru (pertobatan), yang berbuah dalam hidup hariannya. Cara-cara lama diperbarui dengan pembaptisanya agar bersih dari noda dosa dan terus mengarahkan diri kepada pemenuhan hidup yang kekal berkat Roh Kudus. Itulah hidup dalam semangat Adven /penantian akan Tuhan. Oleh karena itu, mari kita hidup dalam harapan baru, yang pasti Tuhan member jalan-jalan terbuka bagi kita untuk bertobat dan berubah. Bagaimana dengan umat sekalian??? Saya kira umat juga bisa bertobat, Amin dan Berkah Dalem!

1 komentar:

  1. YeshaYah/ ישעיהו/ Yesaya 40 : 3 dalam aksara Ibrani dan cara membacanya menurut peraturan tata bahasa Ibrani

    Ibrani : " קול קורא במדבר פנו דרך יהוה ישרו בערבה מסלה אלהינו. "

    Cara membacanya kata demi kata : " Qol Qore baMidbar panu Derekh YHWH ( Adonai ) yasru bearavah mesilah Eloheinu. " 🕎✡🐟🕊📖🇮🇱✝
    Tuhan memberkati

    BalasHapus

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin