
Oleh: Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat, Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik sekaligus Koordinator KOMSOS Paroki Santo Paulus Depok periode 2010-2013
KOTA DEPOK - Menjelang perayaan Natal, denyut kehidupan
gereja-gereja di Jabodetabek terasa semakin nyata. Di tengah hiruk-pikuk kota
metropolitan, umat Kristiani—baik Katolik maupun Protestan—bergerak serempak
dalam semangat menyambut kelahiran Sang Juru Selamat. Di Paroki St. Paulus
Depok, suasana itu bukan sekadar simbolik, melainkan nyata dalam kerja keras,
doa, dan aksi nyata yang mencerminkan semangat kerasulan awam yang hidup.
Natal bukan sekadar perayaan liturgis. Ia adalah momentum
iman yang menggerakkan hati dan tangan. Di bawah kepemimpinan Bapak Andreas
Sugeng Mulyono, Panitia Natal dan Tahun Baru 2012 di Paroki St. Paulus Depok
menunjukkan bagaimana iman diterjemahkan dalam tindakan. “Dekorasi gereja,
kandang Natal, pohon Natal, latihan koor, tenda, hingga pembersihan
gereja—semuanya kami siapkan bersama. Dukungan dari Pastor Paroki, DPP/DKP, dan
umat lingkungan sangat luar biasa,” ujarnya.
Keterlibatan umat lintas usia dan latar belakang dalam
persiapan ini menjadi cermin dari semangat sinodalitas: berjalan bersama dalam
iman, harapan, dan kasih. Ini bukan sekadar kerja panitia, melainkan kerja
Gereja yang hidup.
Kerasulan awam tidak berhenti di dalam tembok gereja. Ia
menjelma dalam aksi nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat. Pada 4 Desember
2011, Panitia Natal bekerja sama dengan Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE)
mengadakan pengobatan gratis dan donor darah. Sebanyak 74 pasien dilayani, dan
36 dari 52 pendaftar berhasil mendonorkan darahnya.
Kegiatan ini bukan hanya bentuk pelayanan, tetapi juga
pewartaan kasih Allah yang konkret. Dana kegiatan sepenuhnya ditanggung oleh
Seksi PSE, menunjukkan bahwa solidaritas dan tanggung jawab sosial adalah
bagian integral dari iman Katolik.
Masa Adventus adalah masa penantian yang aktif. Ia bukan
sekadar menunggu, tetapi mempersiapkan hati dan hidup untuk menyambut Kristus.
Dalam konteks ini, kesiapan batin menjadi prioritas, namun tidak
mengesampingkan kesiapan lahiriah yang mendukung suasana sakral perayaan.
Bapak Andreas berharap agar panitia di tahun-tahun mendatang
semakin solid dan inovatif. “Semoga pelayanan kita semakin baik dan menjadi
berkat bagi lebih banyak orang,” harapnya.
Letak strategis Gereja St. Paulus Depok menuntut perhatian
khusus terhadap keamanan dan parkir. Panitia telah berkoordinasi dengan Polsek
Pancoran Mas, Polres Depok, Kodim, dan Koramil. Bahkan, lahan parkir milik
Gereja Pentakosta, Puri Agung, dan Kantor Pajak turut digunakan. Ini adalah
contoh nyata kolaborasi lintas iman dan institusi demi kenyamanan umat.
Kisah dari Paroki St. Paulus Depok adalah potret bagaimana
kerasulan awam menjadikan Gereja Katolik relevan di tengah masyarakat. Melalui
aksi sosial, pelayanan liturgis, dan kolaborasi lintas sektor, umat Katolik
mewartakan kasih Allah yang hidup dan menyentuh.
Natal bukan hanya tentang mengenang kelahiran Yesus, tetapi
tentang menghadirkan-Nya dalam dunia yang haus akan kasih, keadilan, dan
pengharapan. Dan dalam setiap tindakan kecil—dari mendekorasi gereja hingga
melayani sesama—kita semua dipanggil menjadi bagian dari karya keselamatan itu.
#kerasulanawam #natalbersama
#gerejahidup #kasihuntuksesama #stpaulusdepok #psebergerak #adventus #damainatal
#imandalamaksi #katolikaktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin