Jumat, 30 Maret 2012

Minggu Palma; Ziarah Dukacita Menuju Sukacita

Oleh: RP. Yoseph Selvinus Agut OFM, Komunitas Novisiat OFM Transitus Depok

KOTA DEPOK
- Minggu Palma adalah pintu gerbang menuju pekan suci, saat kita diajak menyelami misteri terdalam iman Kristiani: sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. Perayaan ini menyuguhkan kontras yang menggugah: sukacita dan dukacita. Di satu sisi, kita melihat Yesus dielu-elukan sebagai Raja saat memasuki Yerusalem. Di sisi lain, kita menyaksikan awal dari penderitaan-Nya yang akan berpuncak pada salib.

Yesus disambut dengan sorak-sorai dan daun palem, simbol kemenangan dan harapan. “Hosanna, Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan!” (Mat 21:9). Namun, di balik euforia itu, tersembunyi jalan salib yang menanti. Inilah ziarah iman yang mengajak kita untuk tidak hanya bersorak, tetapi juga setia berjalan bersama-Nya dalam penderitaan.

Yesus adalah Raja yang tidak datang dengan kekuatan duniawi, tetapi dengan kelembutan dan kerendahan hati. Ia tahu bahwa sorak-sorai itu akan segera berubah menjadi teriakan “Salibkan Dia!” Namun, Ia tidak mundur. Ia tetap melangkah, menyatu dengan kehendak Bapa-Nya, dan memilih jalan salib demi keselamatan umat manusia.

Dalam surat Filipi 2:6-7, Paulus menulis: “Walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba.” Inilah teladan cinta yang total, cinta yang tidak menuntut, tetapi memberi diri sepenuhnya.

Minggu Palma bukan sekadar perayaan liturgis, tetapi undangan untuk merenungkan misteri cinta Allah. Yesus tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga secara batin: ditolak, dikhianati, dan disalibkan oleh mereka yang Ia kasihi. Namun, dalam penderitaan itu, Ia tetap bersatu dengan Bapa. Inilah kekuatan cinta yang menyelamatkan.

Sebagai umat Kristiani, kita dipanggil untuk meneladani Yesus: menjadi pribadi yang rela berkorban, yang tidak takut menderita demi kebenaran dan kasih. Kita diajak untuk menyambut Yesus bukan hanya dengan daun palem, tetapi dengan hati yang sederhana dan hidup yang siap berkorban.

Dalam konteks kerasulan awam, Minggu Palma menjadi refleksi atas panggilan kita untuk hadir di tengah dunia sebagai saksi kasih Kristus. Kita hidup di tengah masyarakat yang sering kali lebih memilih kekuasaan daripada pengorbanan, lebih mengagungkan kenyamanan daripada kesetiaan. Namun, sebagai rasul awam, kita dipanggil untuk menjadi murid yang berani menghamparkan hidupnya di jalan Yesus.

Kesederhanaan hati, keberanian untuk berkorban, dan kesetiaan dalam penderitaan adalah tanda bahwa kita sungguh menyambut Yesus sebagai Raja dalam hidup kita. Hanya mereka yang rela kehilangan dirinya demi Kristuslah yang akan menemukan hidup sejati.

 

#minggupalma #pekansuci #ziarahiman #kerasulanawam #yesussumberharapan #kasihyangmenyelamatkan #gerejahidup #imandalamaksi #katolikaktif #stpaulusdepok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin