
Oleh: RP. Tauchen Hotlan Girsang, OFM. – Pastor Paroki Santo Paulus Depok periode 2010-2013
KOTA DEPOK - Kisah
bangsa Israel dalam 2 Tawarikh 36:14–16.19–23 adalah cermin sejarah yang tak
lekang oleh waktu. Ketika umat Allah berpaling dari perintah-Nya, menyembah
berhala, menajiskan Rumah Tuhan, dan mengabaikan hari sabat, kehancuran pun tak
terelakkan. Bait Allah dibakar, tembok Yerusalem diruntuhkan, dan bangsa itu
dibuang ke Babel sebagai budak. Namun, di tengah reruntuhan dan keputusasaan,
Tuhan menggerakkan hati Raja Koresh dari Persia untuk membuka jalan pulang dan
membangun kembali Bait Allah. Di sinilah sinar pengharapan kembali menyala.
Dalam suratnya, Paulus menegaskan bahwa manusia diselamatkan
bukan karena jasa, melainkan karena kasih karunia. Kita mati karena dosa,
tetapi hidup kembali karena rahmat. Ini adalah pengingat bahwa pembebasan
sejati datang dari Allah, bukan dari kekuatan manusia. Sebagai rasul awam, kita
dipanggil untuk menjadi saksi kasih karunia ini di tengah dunia yang sering
kali menilai manusia dari prestasi dan status.
Yesus, dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, menawarkan
hidup baru melalui salib. Ia merujuk pada Musa yang meninggikan ular di padang
gurun—sebuah simbol penyembuhan dan keselamatan. Demikian pula, Yesus harus
ditinggikan agar setiap orang yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup kekal.
Hidup baru ini bukanlah janji kosong. Ia adalah realitas yang ditawarkan kepada
setiap orang yang bersedia meninggalkan kegelapan dan berjalan dalam terang.
Kita hidup di zaman yang penuh tantangan: kemiskinan,
ketidakadilan, kekerasan, dan krisis moral. Banyak yang kehilangan pekerjaan,
kesehatan, bahkan harapan. Dalam situasi ini, iman kita diuji. Namun, seperti
bangsa Israel, kita diajak untuk menggantungkan harapan hanya pada Tuhan.
Lebih dari itu, kita juga dihadapkan pada manusia-manusia
yang memilih kegelapan: mereka yang arogan, licik, dan membenci kebenaran.
Mereka menolak terang karena perbuatan mereka jahat. Namun, kita tidak boleh
gentar. Kita dipanggil untuk tetap menjadi terang, menjadi saksi kasih dan
kebenaran di tengah dunia yang gelap.
Sebagai rasul awam, kita memiliki peran penting dalam
mewartakan kasih dan pembebasan Allah. Dalam bidang sosial, ekonomi, hukum, dan
kemasyarakatan, kita dipanggil untuk menjadi suara kenabian yang membawa
harapan. Kita adalah perpanjangan tangan Allah di dunia ini. Kita hadir bukan
untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan. Bukan untuk menguasai, tetapi
untuk melayani. Bukan untuk membanggakan diri, tetapi untuk memuliakan Tuhan.
Mari kita kembali kepada keyakinan bahwa Tuhan adalah sumber
rahmat, pengharapan, dan pembebasan. Betapa pun berat tantangan yang kita
hadapi, jika kita berjalan bersama Tuhan, segalanya akan menjadi lebih baik.
Seperti bangsa Israel yang kembali dari pembuangan, seperti Nikodemus yang
menemukan terang dalam Yesus, kita pun dipanggil untuk hidup dalam terang dan
menjadi terang bagi sesama.
#kerasulanawam #hidupdalamterang
#imandanharapan #kasihkarunia #pembebasansejati #gerejahidup #refleksiinjil
#katolikaktif #yesussumberpengharapan #stpaulusdepok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin