Rabu, 11 April 2012

“AKU HAUS”

Oleh: RP. Urbanus Kopong Ratu, OFM
Para penginjil memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah Guru, Pengkhotbah yang sangat berwibawa, tegas dan kadang-kadang sangat tajam/kasar kata-kataNya terhadap orang-orang munafik dan para farisi serta ahli-ahli Taurat. Dihadapan Pilatus dan Herodes yang mengadiliNya, Yesus seakan-akan membisu. Dalam perjalan menuju Golgota Yesus hanya sekali berbicara; menegur wanita-wanita yang meratapiNya, “ jangan tangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu”. Pasti Yesus juga menyampaikan terimakasih kepada Veronika dan Simon dari Kirene, namun itu tidak ditulis dalam Injil.
Tetapi diatas Salib, dalam keadaan yang paling menderita, para penginjil mencatat ada tujuh sabda diucapkan oleh Yesus. Isinya bukan caci-maki, bukan balas dendam, bukan kutukan, bukan juga tangisan atau ratapan tetapi merupakan ungkapan suatu ketulusan menerima deritaNya. Inilah ketujuh sabda salib:
  1.  Lk 23:34   “Ya bapa ampunilah mereka,  sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
  2. Lk  23:43  “Aku berkata kepadamu, hari ini juga engkau akan ada bersama dengan Aku di dalam Firdaus”.
  3. Yoh 23:26  “ Ibu, inilah Anakmu. Inilah Ibumu”.
  4. Mat 27:46  “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Daku”.
  5. Yoh 19:28  “ Aku Haus”
  6. Yoh  19:30  “ sudah selesai”.
  7. Lk  23:46  “ Ya Bapa, kedalam tanganMu kuserahkan nyawaKu”.
Pada kesempatan ini saya mengajak anda sekalian untuk merenungkan sabda Yesus yang kelima, “Aku Haus”.  Yang mengatakan “Aku haus” adalah Yesus, dan juga pernah mengatakan hal serupa pada wanita Samaria ditepi Sumur Yakub, bahwa diriNya adalah air kehidupan; juga Kitab Wahyu mengatakan bahwa  dari Tahta Yesus sebagai Anak Domba tersembelih yang mengalirkan air hidup yang jernih bagaikan kristal (lih. Why 22:1). Lalu apa arti “haus” dari Yesus itu? Perkataan Yesus, “aku haus”, bukanlah satu permintaan, atau doa, atau kebutuhan yang dinyatakan baik kepada Allah ataupun kepada manusia. Tetapi satu ekspresi kesengsaraan, penderitaan yang ditanggung oleh Dia yang mempunyai tubuh jasmaniah, yang mempunyai hati yang lemah lembut, dan mudah tergerak oleh rasa belaskasihan kepada siapa saja yang menderita. Tubuh jasmaniahNya mengalami penderitaan begitu mengerikan, hatiNya begitu sepi merasa ditinggalkan  bukan hanya oleh orang-orang terdekatNya seperti para rasul, tetapi merasa ditinggalkan oleh BapaNya. Dia adalah Allah yang solider dengan manusia. “ Ia sama dengan manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa”, demikian kata St. Paulus.
Nyata bahwa haus tidak selalu haus akan air.  Bangsa Indonesia kini rasanya sangat haus akan pemimpin-pemimpin yang  jujur, pemimpin-pemimpin yang kata dan tindakannya sejalan.  Dalam kehidupan keluarga, mungkin saat ini ada suami yang sedang haus akan maaf dari seorang istri, ada istri yang sedang haus akan kejujuran suami. Ada anak yang sedang haus akan maaf/ampun dari orang tua. Ada anak-anak yang sedang haus akan kehadiran orang tua dalam keluarga / rumah karena sering ditinggal.
Perampok yang disalibkan bersama dengan Yesus ternyata haus akan kasih dan perhatian Yesus. Maka ia berkata, “ Ya Yesus ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Lk 23:43). Jawaban Yesus ternyata lebih baik dengan apa yang diharapkan oleh si perampok. Kata Yesus, “ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama dengan Aku di dalam Firdaus( Lk 23:43).
Saya yakin bahwa kita semua akan mendengar sabda Yesus yang sama pada hari Paska kebangkitan Yesus. Tentu saja dengan syarat; pada hari-hari sisa dari masa tobat ini, kita berani mengambil langkah tobat, merasakan rasa haus dari sesama dalam bentuk apapun. Dengan demikian Pada hari Paska, dengan hati yang suci dan tulus kita saling mengucapkan salam Paska; “ Yesus telah bangkit Alleluya, sungguh Yesus telah bangkit Alleluya, Alleluya.  Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin