![]() |
| Oleh: RP. Stanilaus Agus Haryanto, OFM. – Pastor Vikaris Paroki Santo Paulus Depok periode 2010-2013 |
Yesus Kristus, sebagai seorang Yahudi, tidak hanya memahami
tradisi ini, tetapi menghidupinya. Dalam Perjamuan Malam Terakhir, Ia mengikuti
tata cara Paskah Yahudi, namun memberi makna baru yang melampaui simbol. Ia
tidak sekadar memperingati pembebasan masa lalu, tetapi menetapkan peristiwa
penyelamatan yang akan digenapi melalui salib dan kebangkitan-Nya.
Yesus memulai Perjamuan dengan cawan pengudusan (KADESH),
seperti tercatat dalam Lukas 22:17. Ia membasuh tangan dan mencelupkan sayuran
(UREKHATS), sebagaimana dilakukan dalam Yohanes 13:26-27. Ia memecah roti tak
beragi (MATSAH) dan menyisihkannya, seperti dalam Matius 26:26 dan Lukas 22:19.
Namun, pada momen penting, Yesus mengubah doa berkat atas
roti dan anggur. Ia berkata, “Ambillah, makanlah, inilah Tubuh-Ku,” dan
“Minumlah kamu semua dari cawan ini, sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian
yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Mat 26:26-28).
Dengan ini, Yesus menetapkan Ekaristi sebagai kenangan akan kurban-Nya.
Ekaristi bukan hanya peringatan, tetapi penghadiran misteri
Paskah Kristus secara sakramental. Dalam doa syukur agung, terdapat
anamnesis—kenangan akan karya besar Allah. Ekaristi menghadirkan kurban salib,
menerapkan buah-buahnya, dan mempersatukan umat dengan Kristus.
Dengan menyambut Komuni Kudus, umat:
- Dipersatukan
secara mesra dengan Kristus.
- Dibersihkan
dari dosa dan dikuatkan untuk menghindari dosa di masa depan.
- Dipersatukan
dalam tubuh mistik Kristus.
- Didorong
untuk hidup solider dengan sesama, terutama yang menderita.
Para murid mungkin tidak sepenuhnya memahami maksud Yesus
dalam Perjamuan Malam Terakhir. Mereka mengira itu hanyalah perjamuan Paskah
seperti biasa. Namun Yesus bermaksud mengantisipasi peristiwa salib, sengsara,
wafat, dan kebangkitan-Nya. Ia ingin menanamkan dalam hati para murid bahwa
Mesias harus menderita untuk masuk dalam kemuliaan-Nya (Luk 24:26).
Perjamuan itu menjadi penetapan bagi Ekaristi yang kita
rayakan hari ini. Dalam setiap Misa, kita tidak hanya mengenang, tetapi juga
mengalami kembali kasih Allah yang mengurbankan diri-Nya bagi kita.
Yesus berkata, “Jika kamu tidak makan daging Anak Manusia
dan minum darah-Nya, kamu tidak akan mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yoh
6:53). Maka, marilah kita menjadikan Ekaristi sebagai pusat hidup, sumber
kekuatan, dan panggilan untuk berbagi kasih.
Semoga tulisan ini membantu kita semua untuk mengalami dan
memaknai perayaan Paskah secara baru—bukan hanya sebagai tradisi, tetapi
sebagai panggilan untuk hidup dalam kasih dan pengorbanan. Segalanya mungkin
sudah tersedia, namun apakah kita akan membiarkannya berlalu begitu saja? Mari
kita berbagi dalam hidup ini.
#ekaristikudus #perjamuanpaskah #kerasulanawam #imandalamaksi #yesussumberkasih #tradisiyahudi #liturgikatolik #paskahkristus #tubuhkristus #katolikaktif

Jika ada yang minat dengan relief perjamuan dari kayu silahkan kunjungi website kami di http://www.jayaantikafurniture.com dan untuk pemesanan silahkan hubungi kami di jeparacarving@yahoo.com atau HP 081390433160 pin BB 76606632 atau WhatsApp 08985247305
BalasHapus