Senin, 16 April 2012

Membangun Iman Anak dan Remaja; Paskah 2012 dan Misi Gereja Mini di Paroki St. Paulus Depok

KOTA DEPOK - Dalam denyut kehidupan umat Katolik Paroki St. Paulus Depok, Paskah 2012 bukan sekadar perayaan liturgis tahunan. Ia adalah momentum kebangkitan spiritual yang menyentuh akar terdalam dari misi Gereja: membentuk generasi penerus yang beriman, misioner, dan benar-benar Katolik.

Keuskupan Bogor menetapkan tahun 2012 sebagai Tahun Anak dan Remaja dengan tema besar: “Membangun Gaya Hidup Iman Anak dan Remaja yang Misioner.” Ini bukan sekadar slogan, melainkan panggilan konkret bagi seluruh elemen Gereja—keluarga, paroki, sekolah, dan komunitas—untuk menanamkan nilai-nilai Kristiani sejak dini.

Dalam surat gembala Prapaskah 2012, Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM, mengingatkan bahwa mendidik anak adalah tugas utama orangtua. Ia mengutip sabda Yesus, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku dan jangan menghalang-halangi mereka” (Luk 18:16). Seruan ini menjadi dasar teologis sekaligus moral bagi setiap keluarga Katolik untuk menjadi ecclesia domestica—Gereja mini tempat iman bertumbuh dalam kasih, doa, pelayanan, dan kesaksian.

Konsili Vatikan II menegaskan bahwa keluarga adalah tempat pertama dan utama pendidikan iman. Dalam konteks kerasulan awam, keluarga bukan hanya penerima ajaran, tetapi juga pelaku pewartaan. Di sinilah peran orangtua sebagai rasul awam menjadi vital: menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter Kristiani anak-anak mereka.

Liturgia, diakonia, martyria, dan kerigma bukan sekadar istilah teologis, melainkan praksis hidup sehari-hari. Ketika keluarga berdoa bersama, melayani sesama, dan menjadi saksi kasih Kristus, maka Gereja mini itu hidup dan berbuah.

Perayaan Trihari Suci di Paroki St. Paulus Depok tahun itu berlangsung khidmat dan meriah. Ribuan umat memadati gereja yang terletak strategis di Jalan Melati Nomor 4, Depok Lama. Misa-misa dipimpin oleh para imam dari OFM dan Novisiat Transitus, termasuk Pastor Tauchen Hotlan Girsang, OFM dan Pastor Stanislaus Agus Haryanto, OFM.

Dalam homilinya pada malam Paskah, Pastor Tauchen mengajak umat untuk menanggalkan “manusia lama” dan bangkit bersama Kristus. “Kristus telah menang mengalahkan maut. Semoga kita juga mengalami kemenangan atas sikap dan karakter yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan,” serunya penuh semangat.

Sementara itu, Pastor Urbanus Kopong Ratu, OFM, dalam misa Minggu Paskah menegaskan pentingnya menjadi “manusia Katolik yang sejati.” Ia mengingatkan anak-anak Bina Iman agar tidak menjadi “Katolik napas”—yang hanya muncul saat Natal dan Paskah—melainkan menjadi pribadi yang hidup dalam Kristus setiap hari.

Kegiatan Paskah 2012 juga menjadi cermin nyata dari semangat kerasulan awam. Komunitas BIA dan BIR, didukung oleh para orangtua dan relawan, menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan iman, doa bersama, dan aksi sosial. Ini adalah bentuk nyata dari keterlibatan umat dalam bidang sosial, hukum, dan kemasyarakatan—sebuah panggilan untuk mewartakan kasih Allah dalam tindakan nyata.

Paskah bukan hanya tentang liturgi, tetapi tentang transformasi hidup. Dalam terang kebangkitan Kristus, umat diajak untuk menjadi terang dan garam dunia. Gereja Katolik, melalui kerasulan awam, terus bergerak—dari altar ke jalanan, dari doa ke pelayanan, dari refleksi ke aksi.

Sebagai advokat dan aktivis kerasulan awam, saya percaya bahwa iman yang hidup adalah iman yang bekerja. Dan Paskah 2012 di Paroki St. Paulus Depok adalah bukti bahwa Gereja hidup, tumbuh, dan terus mewartakan cinta Allah kepada dunia.

✍️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H.

 

#paskah2012 #gerejamini #kerasulanawam #imananakremaja #katolikmisioner #stpaulusdepok #cintaallahuntukdunia #bia #bir #gerejahidup #ecclesiadomestica

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin