![]() |
Gagasan IYD berakar dari semangat Beato Yohanes Paulus II
yang mencetuskan World Youth Day pada 1985. Euforia ini kemudian melahirkan
Asian Youth Day pada 1995, dan akhirnya menginspirasi Konferensi Waligereja
Indonesia (KWI) untuk menyelenggarakan IYD pertama pada 21–26 Oktober 2012 di
Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat.
Dengan tema besar “Berakar, Dibangun dalam Yesus Kristus,
Berteguh dalam Iman” dan subtema “Makin Beriman, Makin MengIndonesia,” IYD 2012
menjadi ruang perjumpaan iman, budaya, dan kebangsaan yang menyatukan ribuan
OMK dari seluruh penjuru Nusantara.
IYD bukanlah peristiwa instan. Dua tahun sebelum acara
puncak, semangatnya telah digemakan melalui berbagai kegiatan Pra-IYD:
perarakan Salib Suci IYD secara estafet, Misa Kaum Muda, lomba jingle dan logo,
serta diskusi-diskusi OMK. Semua ini menjadi sarana formasi dan konsolidasi
yang memperkuat identitas OMK sebagai pewarta yang aktif dan dinamis.
Pontianak, Sintang, dan Sanggau dipilih sebagai lokasi
live-in dan acara puncak. Ketiga kota ini memiliki basis umat Katolik yang kuat
dan pengalaman dalam menyelenggarakan Youth Day tingkat keuskupan. Kehadiran
ribuan OMK menjadi momen perjumpaan lintas budaya yang memperkaya Gereja lokal
dan nasional.
Nilai-Nilai yang Ditanamkan
IYD menanamkan enam nilai utama yang menjadi fondasi formasi
OMK:
- Persaudaraan: membangun relasi lintas budaya dan keuskupan.
- Kebangsaan: menumbuhkan cinta tanah air dalam terang iman.
- Solidaritas: peduli terhadap sesama dan yang terpinggirkan.
- Ekologi: mencintai dan merawat ciptaan.
- Magis: semangat untuk melakukan yang lebih baik.
- Iman: memperdalam relasi pribadi dengan Kristus.
Metode formasi yang digunakan adalah see-judge-act,
sedangkan suasana yang dibangun bersifat animatif, reflektif, dan
selebratif—tanpa meninggalkan ciri khas OMK yang penuh semangat dan
kreativitas.
Sebagai aktivis kerasulan awam, saya melihat IYD sebagai
momentum strategis untuk membentuk OMK sebagai agen perubahan. Dalam dunia yang
terus berubah, Gereja membutuhkan orang muda yang berakar dalam Kristus dan
berani bersuara di ruang publik. IYD bukan hanya perayaan, tetapi panggilan
untuk menjadi terang dan garam dunia.
OMK bukan sekadar pelengkap Gereja, tetapi pilar masa kini
dan masa depan. Melalui IYD, mereka diajak untuk keluar dari zona nyaman,
membuka perspektif, dan membangun dialog lintas keuskupan. Inilah wajah Gereja
yang hidup: muda, dinamis, dan penuh harapan.
Oleh: Theodorus Chresma Hary Saputro (OMK Paroki Santo Paulus Depok, Lingkungan Santo Christophorus)
#iyd2012 #orangmudakatolik #makinberimanmakinmengindonesia #kerasulanawam #gerejahidup #omkindonesia #cintaallahuntukdunia #solidaritasomk #imandankebangsaan #omkberkarya #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin