Kader Pemuda Katolik harus mengambil peran sentral dalam mewujudkan
Pilkada bersih, adil dan demokratis. Hal ini penting agar Pilkada tidak
hanya sekadar regenerasi kekuasaan, tetapi momentum untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik, demokratis, berkeadilan, dan membawa
kemakmuran bagi rakyat.
Hal itu ditegaskan Ketua Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode
2015-2018, dr. Karolin Margret Natasa saat Pidato Pelantikan di Kampus
Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Minggu (8/11) malam.
“Pemuda Katolik perlu menyadari panggilannya sebagai ‘garam dan
terang dunia’, garam dan terang untuk memperbaharui tata kelola
pemerintahan daerah,” katanya.
Pada bagian awal pidatonya, Karolin mengungkapkan bahwa kelahiran
Pemuda Katolik 70 tahun lalu pada 15 November 2015, tidak terlepas dari
sejarah perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia. Pemuda Katolik lahir dari rahim ibu pertiwi untuk turut
memperjuangkan nasib dan masa depan bangsa dan negara Indonesia.
“Kesadaran akan identitas dan panggilan tersebut yang senantiasa
menjadi sumber semangat dan inspirasi bagi kami, generasi Pemuda Katolik
saat ini, untuk terus berjuang membela dan mewujudkan kedaulatan
rakyat,” tegas Karolin.
Sebagaimana di masa lalu, kata Karolin, keterlibatan kader-kader
Pemuda Katolik dalam bidang politik juga terjadi pada masa kini.
Politik, menurut Karolin, adalah panggilan yang bersifat mulia untuk
memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat,
bangsa dan negara.
“Melalui bidang politik, kita bisa turut merumuskan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyat,” tegas Karolin.
Karena itu, Karolin menegaskan keterlibatan kader-kader Pemuda
Katolik tidaklah berorientasi kekuasaan semata, melainkan bagaimana agar
politik senantiasa berlandaskan kasih, membawa terang iman, kebenaran
dan keadilan.
“Politik kita adalah menjadi garam dan terang bagi sesama,” kata
Karolin yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan
Kalimantan Barat ini.
Acara pelantikan PP Pemuda Katolik Periode 2015-2018, diawali dengan
Ekaristi dipimpin Ketua Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi
Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Yustinus Harjosusanto MSF, didampingi
beberapa Romo diantaranya Romo Prapto (Sekretaris Eksekutif Komisi
Kerawam KWI).
Tampak hadir sejumlah tokoh baik unsur pemerintah maupun
senior/alumni Pemuda Katolik dan tokoh Katolik, diantaranya Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) Fransiskus Sibarani yang juga Ketua Dewan Pembina Pemuda
Katolik; Pengamat Politik CSIS J Kristiadi, tiga mantan Ketua Umum
Pemuda Katolik yakni Suryo Susilo, Nicolaus Uskono, dan Agustinus Tamo
Mbapa.
Hadir pula perwakilan organisasi mahasiswa dan kepemudaan seperti
Ketua Presidiun Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia (PP PMKRI) Lidya Natalia Sartono; perwakilan PP GAMKI, KNPI
dan perwakilan Komisariat Daerah (Komda) dan Komisariat Cabang (Komcad)
Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia serta Orang Muda Katolik (OMK)
dari wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. (jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin