Minggu, 21 Desember 2025

Malaikat Pelindung; Penjaga Jiwa dalam Terang Iman Katolik

KOTA DEPOK - Malaikat pelindung menurut ajaran Gereja Katolik adalah makhluk rohani yang diutus Allah untuk menjaga, membimbing, dan melindungi setiap manusia sepanjang hidupnya. Keberadaan mereka merupakan bagian dari iman Gereja yang didasarkan pada Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium.

Dalam hiruk-pikuk dunia modern yang penuh distraksi dan kekerasan, kita sering lupa bahwa ada kehadiran ilahi yang senantiasa menyertai kita—diam, tak terlihat, namun nyata. Ia bukan sekadar simbol atau dongeng masa kecil. Ia adalah malaikat pelindung, utusan Allah yang ditugaskan untuk menjaga setiap insan manusia. Bukan hanya anak-anak, tetapi setiap orang, tanpa kecuali.

Keberadaan malaikat pelindung bukanlah mitos atau kepercayaan rakyat semata. Ia berakar kuat dalam Kitab Suci dan ajaran resmi Gereja. Dalam Mazmur 91:11 tertulis: “Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” Sementara dalam Matius 18:10, Yesus sendiri bersabda: “Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.”

Katekismus Gereja Katolik (KGK 336) menegaskan: “Sejak masa kanak-kanak sampai saat kematian, kehidupan manusia dikelilingi oleh penjagaan dan perantaraan para malaikat.” Ini adalah bagian dari Tradisi Suci yang hidup dan terus diajarkan oleh Magisterium Gereja.

Sebagai seorang aktivis kerasulan awam, saya melihat peran malaikat pelindung bukan hanya sebagai penjaga pribadi, tetapi juga sebagai inspirasi dalam pelayanan. Mereka adalah teladan kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian tanpa pamrih. Dalam dunia hukum dan sosial yang saya geluti, saya sering merasakan kehadiran mereka—entah dalam bentuk intuisi, dorongan hati, atau perlindungan dari bahaya yang tak terlihat.

Kita, para awam, dipanggil untuk menjadi “malaikat pelindung” bagi sesama: menjaga yang lemah, membela yang tertindas, dan menjadi suara bagi yang tak bersuara. Ini adalah bentuk konkret dari pewartaan kasih Allah di tengah masyarakat.

Malaikat pelindung tidak memaksa. Mereka membisikkan kebaikan, menuntun kita pada jalan yang benar, dan mendoakan kita tanpa henti. Namun, dalam kebisingan dunia, suara mereka sering tenggelam. Maka, perlu keheningan batin untuk mendengarkan mereka. Doa kepada malaikat pelindung bukanlah bentuk takhayul, melainkan ungkapan iman dan kerendahan hati.

Gereja Katolik memperingati Para Malaikat Pelindung setiap tanggal 2 Oktober. Namun, lebih dari sekadar perayaan liturgis, ini adalah ajakan untuk menyadari bahwa kita tidak pernah berjalan sendiri. Dalam setiap langkah, ada malaikat yang menyertai, membimbing, dan melindungi kita menuju keselamatan kekal.

 

✍ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H. - Advokat & Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik

#malaikatpelindung #gerejakatolik #katekismusgerejakatolik #kerasulanawam #imankatolik #tradisisuci #magisterium #cintaallah #refleksiiman #dariusleka #pelayananawam #panggilanhidup #shdariusleka #parokisantopaulusdepok #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin